Permasalahan pencurian motor sering terjadi di masyarakat. Namun, belum ada solusi konkrit untuk pencegahan tindak kriminal ini.

Hal ini dirasakan Ismail SSos MSi, dosen Administrasi Publik Universitas Ubhara (Ubhara) sejak menjabat Kapolsek Karang Pilang, yang hampir setiap hari terjadi curanmor.

Bahkan saat ia sudah pensiun dan mengabdi di Ubhara, kejadian curanmor kerap ia dengar di berbagai media sosial.

Iapun berinisiatif kembali mengembangkan sistem keamanan berbasis pendeteksi wajah yang sempat ia gagas dengan masyarakat Karang Pilang di tahun 2010.

Bersama tim dosen yang terdiri dari Prof Saidah MT, Dimas Novian STrT MTrT dari Prodi Teknik Elektro dan dari Dandi Darmadi SIP MAP dari Prodi Administrasi Publik, ia membuat Sistem Keamanan Sepeda Motor (Sikemo). Sistem ini dibuat untuk memberikan rasa aman pada pemilik motor meskipun motor dalam keadaan mati, namun sistem masih menyala selama terhubung dengan jaringan internet.

"Sistem ini memakai sembilan perangkat jadi satu alat yang bisa memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan pertama yaitu on/off motor memakai kartu akses yang bisa diduplikasi pemilik. Karena pemakai motor biasanya kan bisa orang satu rumah,"ujarnya usai menunjukkan demo Sikemo di halaman kampus, Rabu (23/8/2023).

Kemudian jika kendaraan masih bisa dinyalakan pencuri, maka pemilik bisa mematikan motor melalui gadget.

Selain itu juga terdapat sistem yang mendata pengguna motor berdasarkan kartu aksesnya berdasarkan tanggal hingga jam penggunaannya.

"Ada kamera juga yang mengambil gambar pengemudi dan lingkungan sekitarnya. Misalkan dicuri, bisa langsung diketahui wajah pencurinya dari tangkapan kamera yang terhubung dengan gadget. Untuk kamera lingkungan juga mempermudah tracking motor dibawa kemana saja,"ujarnya.

Tracking juga bisa dilakukan pada motor karena sistem GPS yang terpasang. Sehingga bisa diketahui lokasi motor jika dicuri atau bahkan jika dibawa ke penadah pencurian motor.

"Karena alat ini sebenarnya bersifat universal ya, jadi juga bisa diterapkan di mobil-mobil. Untuk harga yang berkisar antara Rp 1,7 juta sampai Rp 2 juta tadi itu,"tegasnya.

Ia menambahkan perancangan sistem ini melalui riset dan produksi hingga dua bulan. Dan ke depan bisa diproduksi hingga instalasi ke motor hanya dalam waktu satu bulan.

"Berikutnya fitur-fitur lain akan kami lengkapi. Seperti mengkoneksikan alarm dengan klakson sehingga suaranya dari jarak beberapa meter bisa terdengar,"ujarnya.

Rektor Ubhara, Irjen Pol (Purn) Drs Anton Setiadji SH MH mengungkapkan kejadian curanmor memang tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat, bahkan pihak kepolisian juga kerap kehilangan kendaraannya. Untuk itu inovasi dalam pencegahan tindak kriminal ini sangat dibutuhkan.

"Inovasi ini sebagai bentuk tridharma perguruan tinggi kami. Banyak lagi inovasi mahasiswa kami yang kini terus kami kembangkan,"ujarnya.

Iapun berharap inovasi para dosen dan mahasiswa ini bisa dikembangkan lebih masif dan diaplikasikan di lingkungan masyarakat.

Sementara itu, ketua pengurus Yayasan Brata Bhakti Daerah Jatim (YBBDJ) Kombes Pol (purn), Dra Puji Astuti MM mengungkapkan inovasi ini menjadi kolaborasi civitas akademika yang bermanfaat.

Pihaknya juga mengapresiasi kerjasama berbagai pihak dalam mendukung terciptanya inovasi terbaru di lingkungan Ubhara.

"Saya sangat mengapresiasi inovasi ini, dan besar harapan kami Sikemo bisa mendapat hak paten dan akan menjadi hasil karya yang bisa dimanfaatkan masyarakat,"ucapnya.

Layak Produksi Massal

Andrianto Anwar, SE. MAPPI, (Cert.) perwakilan Kantor jasa penilai publik Hari Utomo dan rekan turut hadir dalam peluncuran Sikemo menilai alat rancangan tim dosen Ubhara ini layak dipasarkan di publik karena tingkat pengembalian modal dan manfaat yang besar.

"Jadi sangat berpotensi di produksi massal, apalagi dari sisi resiko masih sangat kecil tinggal melihat respon masyarakat karena sistem keamanan di publik ini banyak,"ujarnya.

Ia menambahkan jika berdasarkan analisanya, responnya baik dan bisa digunakan di motor karena manfaatnya yang besar.

"Untuk harga alarm dipasang di motor tanpa RFID, GPS dan kamera ataupun ongkos pasang sudah Rp 600ribuan. Jadi dari segi harga masih layak dipertimbangkan buat pengguna motor,"tegasnya.